Kamis, 05 Maret 2009

Finally....Jadi juga karakter ABIN yang diinginkan!




Akhirnya...setelah menghabiskan kertas setengah rim untuk mencorat-coret ilustrasi Abin, dan melalui Trial & error, saya bisa menyempurnakan ilustrasi dari karakter Abin dan teman-temannya.
walaupun getaran pada tangan ketika menggambar tidak bisa hilang, ilustrasi bisa disempurnakan dengan menggunakan teknik "Trace" di software CorelDRAW. memang jadi lebih ribet dan prosesnya lama, tetapi menjadi semakin halus hasil gambarnya. edisi ini terbilang cukup sukses, dari 1000 eksemplar yang di cetak, 600 majalah telah habis terjual di berbagai KB/TK di daerah Jabodetabek...bahkan hingga ke Kalimantan Barat dan Sumatera Barat Majalah ABIN mendapat langganan. Berbagai materi pendukung promosi pun mulai dibuat. Perjanjian kerjasama dengan pihak sekolah KB/TK pun mulai diadakan. Next step, Cari Vendor Iklan!!! SMANGGAAAATTTTT!!!

Abin edisi 2....lumayan ada peningkatan nie!!!


Nah, inilah ABIN edisi ke-2!! ilustrasinya sudah mulai berubah....lumayan lah!! huehehhe...muka Abin dan teman-temannya terlihat lebih "bersahabat" dan imut. Ilustrasi di edisi ini juga semakin halus...namun tetap saja, tangan saya selalu tremor (bergetar) ketika menggambar! jadi masih terlihat berantakan di sisi gambar setiap karakter...Tim redaksi menyebutnya dengan sebutan "Koreng".

ABIN...akhirnya jadi juga!!



setelah bekerja bahu membahu dengan tim redaksi, diselingi dengan skripsi saya yang semakin mendekati sidang, akhirnya majalah ABIN edisi perdana terbit. Yang lebih menyenangkanya lagi, majalah ini perdana disebar setelah saya lulus dari kampus....sungguh moment yang takkan terlupakan bagi saya. Tetapi...ABIN edisi perdana belum bisa dikategorikan baik menurut saya...karena kualitasnya ilustrasinya masih kalah jauh dibandingkan dengan majalah anak-anak favorit saya ketika masih TK...Bobo dan Aku Anak Saleh.

Pak Martono, Mas Gara...Thanks a lot!!!

Karakter saya gagal!!! kurang rapih finishingnya, bentuknya juga kurang enak dilihat. Teman-teman redaksi bilang "yaudahlah...bagus kok...namanya juga edisi perdana...pasti masih ada miss-nya lah!". Kata-kata itu cukup menghibur....namun dasar, saya orangnya perfectionist banget!! akhirnya saya mencoba-gagal, mencoba-gagal, mencoba lagi-gagal lagi. Tiba-tiba datanglah seorang kartunis senior, yang juga redpel majalah Andaka, dan juga guru ilustrasi saya, Pak Martono Loekito membantu. Beliau mengajari saya cara menggambar karakter dengan halus. ini dia gambar beliau :

Gambar inilah yang kelak menjadi inspirasi saya.
Selang waktu berikutnya, datanglah seorang veteran redaksi majalah Andaka bernama Putra Gara, yang juga seorang penulis, pelukis, juga seorang sutradara dibeberapa FTV, membantu saya dengan dukungan cerita dan ilustrasinya yang bagus sekali di majalah ABIN ini.
Saya sempat minder bekerja sama dengan orang-orang hebat ini, namun ternyata mereka sangat profesional, membuat saya menjadi semakin terkagum-kagum dengan kemampuan individu mereka.

Bikin karakter? Ampuuuunnn!!!!!


Bagi seorang graphic designer, bikin bentuk atau bidang di software design komputer memang mudah....hanya meng-klik dan men-drag mouse saja sudah tercipta sebuah bentuk (shape) yang indah dan sempurna. Tapi bagaimana seorang graphic designer dihadapkan pada kondisi pekerjaan yang mengharuskan mereka membuat sebuah ilustrasi? HANCUR LEBUR!! terlalu terbiasa menggunakan mouse menjadikan tangan saya kaku dalam menggambar.
Tiba-tiba Pak Rizal selaku Direktur Utama DMM Creative, Pemimpin Redaksi Majalah Andaka, yang juga selaku Ayahanda saya, memberikan tugas yang terbilang (SANGAT) berat. Saya harus membuat majalah dengan target audience anak-anak KB/TK (3-5 tahun) dimana saya harus menambahkan elemen anak-anak pada design saya, yaitu KARTUN. Saya menjadi panik dan nggak pede...tetapi...yah modal nekat aja lah!!!
Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari nama sebuah karakter/icon untuk majalah. Akhirnya setelah melalui perembukan bersama tim redaksi, maka terciptalah nama ABIN.
Mulailah saya menggambar tokoh tersebut dengan pengalaman dan kemampuan yang seadanya.
jadilah karakter ABIN seperti gambar di atas.

Seniman? Maybe yes..maybe no!

Bagaimana image khalayak mengenai "Seniman"? pastilah terbersit dipikiran kita bahwa seniman adalah orang-orang urakan yang tidak mengenal kedisiplinan dan keteraturan. Identik dengan mabuk, narkoba, seks, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dianggap menjadi suatu inspirasi seorang seniman untuk berkarya.
Apapun pendapat orang, saya tidak setuju dengan itu. Memang ada beberapa seniman yang terlalu asik dengan dunianya sendiri, menjalankan idealismenya tanpa memperdulikan orang lain, dan melakukan hal-hal yang (menurut mereka) "nyeni". Bagi saya...itu sah2 saja...ini negara demokratis....namun...jangan sampai hal-hal tersebut mengganggu dan membuat orang marah, serta membuat khalayak umum menjadi tidak nyaman akan aktivitas "nyeni" tersebut. Kalo ada pertanyaan "apakah anda seorang seniman?" yang ditujukan ke saya, saya akan menjawab...maybe yes...maybe no!. apa alasannya?
Saya bukan berasal dari keluarga seniman. Keluarga saya bisa dibilang keluarga "Pedagang". Namun...entah kenapa saya tertarik dengan seni. Apa mau dikata...hobi saya menyangkut dengan Seni secara tidak langsung. Dua hal yang ada di diri saya ini menyatu secara otomatis...sehingga menimbulkan pemikiran "Bagaimana caranya menjual Seni" dan "Bagaimana caranya membuat Seni yang memiliki nilai jual".
Saya biasa menyebut Pemikiran ini sebagai Seniman Yang Komersil...yaitu seniman yang berorientasi dagang. Bagi saya...seni adalah sesuatu yang indah yang berisi pengekspresian diri akan suatu hal dan dapat dinikmati oleh orang lain. Mungkin saja pemikiran seperti ini juga dipakai seniman-seniman yang sukses karena karyanya yang disukai orang banyak.
seidealis-idealisnya seniman...tetap saja ia harus bertahan hidup. untuk itu jelas sekali bahwa mereka harus mencari penghidupan lewat karya-karyanya. Jadi seni dan dagang jika digabungkan akan menjadi sebuah profesi yang menguntungkan...mendapatkan kepuasan bathin karena hasil karya kita bisa menghibur dan disukai orang banyak, sekaligus menciptakan kepuasan lahir karena menghasilkan keuntungan materi bagi kita.
jadi, apakah saya seorang seniman? sekali lagi...Maybe Yes...Maybe No! hehehehe....